BADAI itu pasti datang meski kita tidak menabur angin. Hujan itu pasti akan turun meski kita tidak menabur awan. Kita mungkin akan terseok tergopoh dan merangkak menghadapinya. Nakhoda yang baik akan memeriksa kembali seluruh ABK( Anak Buah Kapal) dan muatannya; Apakah ada kelebihan muatan yang bisa nengakibatkan perahunya karam? Atau adakah ABK yang tidak mematuhi peraturan?
Begitupun dalam hidup ini. Kadang kita terlalu banyak mengurusi orang lain. Hingga kita menjadi lilin yang mampu menerangi sementara dirinya terbakar. Atau kita terlalu banyak membawa barang dalam perjalanan ini sehinga tas kita serasa berat?
Menata ulang semuanya jauh lebih baik. Simpan yang tidak perlu. Tinggalkan yang menghambat kehidupan kita. Adakalanya kita menjadi kunang-kunang yang bisa mengeluarkan cahaya dengan tidak membakar dirinya sendiri.
Jika sudah selesai dengan satu urusan, maka kerjakanlah urusan yang lainnya. Jika barang bawaan kita sudah rapi dan ringan, lebih mudah buat kita meneruskan perjalanan ini. Jika kita belum mampu membantu orang lain, paling tidak jangan menjadi beban bagi orang lain. Itulah yang harus kita lakukan dalam pekerjaan kita, dan dalam pernikahan kita, dalam kehidupan kita.
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap,” (Al-Insyiroh 5-8). [islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar