HIDUP ini akan terasa indah bila dijalani dengan pola pikir yang berawal dari kesederhanaan. Tidak perlu kita memikirkan hal yang tinggi-tinggi dengan mengabaikan yang sederhana. Karena kebahagiaan yang sesungguhnya bukan dinilai dari tinggi atau rendahnya seseorang. Bila ada kesempatan yang terlihat sederhana, janganlah dulu kita menolaknya, dengan alasan ingin mendapatkan yang lebih tinggi. Karena boleh jadi nasib kita akan sama seperti seorang pemburu berikut ini.
Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan
tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar,
yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak memakai anjing pelacak atau jaring penyerat,
tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang
buruan.
tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar,
yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak memakai anjing pelacak atau jaring penyerat,
tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang
buruan.
Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas
pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang
tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, “untuk apa
merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor
rusa besar yang saya incar?”
pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang
tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, “untuk apa
merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor
rusa besar yang saya incar?”
Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya
bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, “Ah, hanya seekor kancil, nanti
malah tidak ada yang makan, sia-sia.”
bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, “Ah, hanya seekor kancil, nanti
malah tidak ada yang makan, sia-sia.”
Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburu pun mulai siaga penuh, tetapi ternyata, seekor kijang. Ia pun membiarkannya berlalu.
Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, “Rusa!” sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.
Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami.
Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir
bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.
diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami.
Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir
bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar