"Wahai orang-orang yang telah melampaui usia 40 tahun, perbaikilah apa-apa yang telah lewat dan manfaatkanlah dengan baik hari-hari yang tersisa dari umur Anda, sebelum roh sampai di tenggorokan. Ingatlah, menyesal kemudian tiada guna."
(sepenggal nasihat untuk sahabat yang usianya telah melampaui 40 tahun)
Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun berganti. Si bocah kecil kini beranjak menjadi seorang pemuda. Dia beralih dari arena bermain masa kecilnya menuju kepenatan-kepenatan, harapan-harapan, dan kepedihan-kepedihan masa muda. Sang pemuda terus berkembang, kemampuannya makin bertambah, dan waktu berjalan maju hingga tiba-tiba dia telah sampai di ambang usia 40 tahun. Dia telah menjadi pendidik keluarga, lalu dipercaya untuk mengemban berbagai tanggung jawab. Maka jika dimetaforakan, ranting yang lunak itu sudah menjadi kayu keras, bahkan mulai mengering. Dahan-dahannya yang dulu cemerlang kini beranjak hilang kesegarannya. Dia sedang dalam proses menuju kelayuannya.
Dengan kata lain, "umur" musin semi telah dilewati. Sesudahnya, tibalah musim panas yang teriknya mbegitu menyulut dahaga dan mentarinya begitu panas membakar. Hampir datang pula musim gugur, lalu mulailah dedauan layu berguguran. Puncaknya adalah musim dingin, dan "pohon umur" itu berangsur menjadi silhuet kayu kering. Ladang subur itu sudah menjadi lahan gundul.
Demikianlah hukum alam yamg tak bisa dihindari dan tak bisa diubah. Itu semua merupakan fase-fase umur yang akan dilalui manusia, diawali dari kelahiran hingga kematian. Ini berarti, antara kelahiran dan kematian itu manusia berpindah dari kondisi lemah menuju kondisi kuat, lalu dari kondisi kuat berubah kembali di usia lanjut. Ujung perjalanannya adalah ranjang maut dan disinilah dia harus berpisah dengan hari-hari kehidupannya.
Memasuki usia 40, maka kita harus introspeksi diri kita. Hendaklah kita ;
1. Senantiasa mensyukuri berbagai nikmat Allah
2. Berlomba-lomba untuk melakukan amal saleh
3. Memiliki kesadaran untuk mendidik anak cucu.
4. Bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dan konsisten menapaki jalan yang lurus.
Kita harus senantiasa bermohon kepada Allah agar menganugerahi kita kehidupan yang penuh berkah dan kebaikan dalam rangka taat kepada-Nya. Semoga ALlah memberi kita karunia berupa akhir hidup yang baik dan ketabahan. Sesungguhnya Allah Maha Dermawan dan Murah Hati. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar