KASIH ......
Kutatap gumpalan awan diatasku, kurasakan kemelut dalam hatiku menyatu di dalamnya. hatiku bergejolak, menahan segala rasa yang ada. Mengapa kau tega melakukan ini padaku ? Ada apa denganmu ?
Kususuri kenangan demi kenangan yang telah kita rajut. Masih kurasakan kebahagiaan itu. Masih kuingat tatapan kasihmu, belaian hangatmu dan genggaman cintamu.
Hatiku terasa hangat saat semua itu kuhadirkan kembali dalam benakku.
"Kasih, apakah kau pun masih menyimpan kenangan itu ?" batinku bertanya.
"Aku masih menyimpan semuanya, sayang,"batinku pula yang menjawab.
"Tapi...mengapa kau lupakan aku, kau tinggalkan aku tanpa sebab yang pasti "? batinku bertanya lagi.
"............................." ini yang tak dapat kujawab.
Kutengadahkan wajahku menatap gumpalan awan yang makin lama makin menipis diterjang angin yang bertiup cukup kencang. Seperti itukah kisah kasihku denganmu ?
Setahun sudah kau pergi dari kehidupanku, tanpa pesan dan sepatah kata keluar dari mulutmu. Awalnya aku sangat marah dengan sikapmu. Lalu kuputuskan untuk menghilang pula dari kehidupanmu. Kukirimkan pesan terakhirku padamu yang tak terbalas juga. Sejak itu pula benang kasih kita terputus. Sakit kurasakan dan hidupku terasa ikut hilang pula. Andaikan kau katakan dengan jujur padaku, mungkin sakit ini tidak terlalu menghujam hatiku.
3 bulan lamanya aku terpuruk. Aku merasa hancur. Tak ada artinya lagi hidupku. Hingga suatu ketika, dewa itu datang dalam hidupku.....
Aku sedang memilihlagu pada sebuah rak CD di Disc Tara, ketika tanpa sengaja CD yang akan kuambil ternyata akan diambil pula oleh orang lain. Tangan kami bersentuhan.
"Uuuuppss..... maaf. Silakan..," aku mempersilahkannya untuk mengambil duluan. Ketika pandang mata kami bertemu, kulihat ada telaga teduh dalam mata itu. Dia tersenyum. Manis dan ganteng.
"Terima kasih,"jawabnya.
Kejadian kecil itu hampir kulupakan, namun kembali teringat saat kami bertemu lagi dalam sebuah cafe. Aku sedang duduk termenung sendiri, menatap jalanan yang tak kuperhatikan sedikitpun hiruk pikuk yang berlangsung saat itu. Pikiranku menerawang jauh, memikirkan kasihku yang benar-benar telah hilang lenyap bagai ditelan bumi. Aku masih tak percaya akan semua ini.
Samar-samar aku melihat ada senyum manis dari meja di depanku. Kesadaranku datang kembali. Ohhhh ......dia itu kan..yang ketemu di Disc Tara waktu itu.
Dia masih tersenyum. Kulihat kiri kanan dan belakang mejaku, tapi tak ada orang lain selain aku. Apakah senyum itu untukku ? Aku pun balas tersenyum akhirnya. Dan ternyata benarrr....senyum manis itu untukku. Dia bangkit menghampiri mejaku.
"Dari tadi saya lihat, anda termenung saja. Seperti yang punya beban sangat berat. Boleh saya duduk disini ?" tanyanya dengan sopan.
Kupandangi wajahnya, lalu kuanggukkan kepalaku. Setuju.
"Doni," katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Siska,"balasku seraya menyambut uluran tangannya. Kami tersenyum.
Dari sinilah persahabatan kami terjalin.
Bercakap-cakap dengan Doni sangat menyenangkan. Dia bisa membuatku tertawa lepas, membuatkau bisa melupakan kepedihan hatiku. Hingga akhirnya, aku mempercayakan kepedihan yang kualami di waktu lalu kepadanya. Kuceritakan beban yang menghimpitku. Kuceritakan perasaan sakit dan sedihku. Dengan sentuhan lembut di hatiku, perlahan Doni membawaku keluar dari segala bebanku. Dan tanpa kusadari, aku bisa menghapus rasa sakitku. Namun kenangan denganmu tetap tersimpan dalam hatiku, tak bisa kubuang dari hati dan pikiranku. Terkadang kau masih datang, namun hanya sebatas kenangan saja.
Aku sedang berjalan-jalan dengan Doni ketika kita bertemu tanpa sengaja. Entah kebetulan entah bagaimana. Kita sama-sama terkejut. Ada pandangan tanya dalam matamu, tapi tak kuhiraukan. Aku terus melangkah bersama Doni.
Namun tak kuingkari, serpihan luka itu kembali hadir. kasihku yang hilang. Kugenggam erat tangan Doni untuk menghilangkan rasa pedih yang menusuk hatiku. "Hemmhh...,"aku melenguh.
"Ada apa Siska ?" Doni bertanya merasakan eratnya genggaman tanganku.
"Don...tadi ...kita berpapasan dengan orang yang telah melukai hatiku. Dan tak bisa kuhindari, rasa pedih hadir kembali dalam hatiku,"jawabku kering.
"Sis, wajar kalau kita menyimpan kenangan. Tapi sangat tidak bijak membiarkan diri kita sakit dan tersiksa oleh kenangan itu. Tak ada gunanya. Yang ada hanyalah kepedihan yang menggerogoti diri kita, jiwa kita. Sehingga sekeliling kita terasa tidak nyaman. Berpikirlah jauh ke depan. Siska, masa depanmu lebih penting untuk dijalani daripada hanya sekedar memelihara kenangan pahit." nasihat Doni panjang lebar.
Kutatap Doni, kulihat kedamaian di dalamnya. Dengan lembut Doni merengkuh bahuku.
"Siska, aku sayang padamu. Dan aku tidak mau melihatmu merana, meratapi kesedihan. Sia-sia rasanya hidup ini kalau kita hanya habiskan dengan meraatapi nasib. Yang harus kita lakukan adalah mengubah kehidupan menjadi lebih baik lagi. Jadikan semuanya pelajaran berharga.......Bagaimana, maukah kau ikut bersamaku dalam mengarungi kehidupan ini ?" tanya Doni lembut.
"Ya Don. Maafkan perasaanku tadi. Tiba-tiba saja hadir tanpa bisa kularang. Terima kasih atas pengertianmu. Tuhan mengirimmu padaku dan aku bersyukur pada-Nya."sahutku.
"Aku janji, bahwa aku akan selalu menjadi tempat bersandar bagimu. Aku akan selalu melindungimu."kata Doni.
Mataku berkaca-kaca, perlahan air mataku mengalir. Aku terharu atas kebaikan Doni. Thanks God, for giving me someone to make me happy.
Kupeluk Doni dengan segenap hatiku. Kurasakan aliran hangat dalam hatiku. Bila mentari esok kan bersinar lagi, aku ingin candamu warnai hariku. Dan bila esok kau tiada hadir temaniku, tak terbayangkan setengah mati kehilanganmu.
Kupanjatkan rasa syukurku pada Sang Khalik, dan kupintakan doaku agar pelindungku akan selalu disampingku.
true story of me .... end 2000 - end 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar