Seringkali, yang kita pikir mirip, ternyata tak serupa. Jangan terlalu cepat berkesimpulan. Seringkali, yang kita pikir teman, ternyata tak kita kenal benar. Jangan terlalu cepat menganggap seseorang sebagai “sahabat”.
Seringkali, yang kita anggap cinta, ternyata hanya angin yang bertiup sebentar saja. Jangan terlalu cepat bermain hati.
Seringkali, yang kita anggap jodoh, ternyata sudah Dia jodohkan dengan yang lain. Jangan terlalu cepat menaruh harap.
Seringkali, yang kita anggap kicauan ringan, ternyata menyimpan rasa yang dalamnya tak terselami. Entah itu amarah, kekecewaan, kebencian, atau bahkan cinta yang tak berani disampaikan.
Seringkali, yang kita anggap kabar burung, ternyata bukan sekadar omong kosong. Jangan terlalu percaya. Jangan terlalu cepat menolak untuk percaya.
Pada akhirnya, waktu akan membuktikan. Tapi sebelum semua terungkap, bukankah intuisi selalu berbisik di telinga batin? Lalu, mengapa kita terus mencoba menyangkalinya dan membungkam mulutnya dengan hal-hal yang ingin kita dengar dan inginkan saja? Mengapa kita memilih untuk menjadi tuli?
Semoga renungan ini bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar