Suatu hari saya bertanya pada seorang guru bijak,
"Mengapa ya kita tinggal di negara yang sama, mengalami kasus-kasus yang sama, tapi ada orang yang terlihat selalu stress, marah dan tersinggung tapi ada orang yang selalu tampak ceria dan bahagia ?"
Dengan lembut sang guru bijak, menatap saya;
"Nak, respon seseorang itu tidak tergantung pada apa yang dialaminya dalam hidup ini, melainkan tergantung pada cara berpikirnya sendiri."
"Bagi orang yang selalu berpikir negatif maka ia akan selalu menanggapi masalah ini dengan stress, marah dan tersinggung, dan akhirnya hidupnya menjadi orang stress dan penuh masalah."
"Tapi bagi orang yang selalu berpikir positif maka ia akan selalu menaggapi masalah ini sebagai pelajaran hidup, agar bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. dan akhirnya ia selalu mendapat manfaat bahkan dari kejadian yang buruk sekalipun."
"Akhirnya ia akan hidup menjadi orang yang selalu bahagia dan terhindar dari berbagai macam masalah."
"Jadi itulah yang menjadi penyebab, meskipun kita tinggal di negara yang sama dan menghadapi masalah2 yang hampir sama, tapi tiap-tiap orang akan mengalami hal yang berbeda sesuai reaksinya masing-masing."
Lalu saya bertanya lagi,
"mengapa reaksi pikiran orang itu bisa berbeda-beda terhadap masalah yang sama ?"
"mengapa reaksi pikiran orang itu bisa berbeda-beda terhadap masalah yang sama ?"
Dengan lembut sang guru bijak menjawab:
"Oh itu karena kita semua ini adalah VICTIM OF A VICTIM "
(korban dari korban sebelumnya)
(korban dari korban sebelumnya)
"Apa itu maksudnya guru?", tanya saya lagi:
Dengan tatapan lembut, beliau menjawab:
"Kita menjadi sebuah korban pendidikan dan pola asuh yang selalu melihat masalah dari sisi negatifnya, ini dulu tanamkan oleh orang tua kita, dan orang tua kita dulu juga sebenarnya punya berpikir negatif yang sama karena di tanamkan oleh orang tuanya lagi dan begitu seterusnya."
"Itulah yang disebut sebagai rantai korban pola asuh dengan cara berpikir yang salah yang telah banyak menghinggapi orang-orang dinegeri ini."
"Nah, jika kita mau kita sebenarnya bisa memutus mata rantai tersebut, ya melalui kita sendiri, dengan cara mengubah yang selama ini selalu berpikir negatif, maka cobalah ganti untuk belajar melihat sisi manfaat dan pelajaran dari sebuah masalah."
"Jika tidak maka inilah yang kelak akan di wariskan kembali pada anak-anak kita dan generasi berikutnya."
"Jika kita sudah sadar bahwa kita adalah korban dan menjadi korban akankah kita menjadikan anak-anak kita korban berikutnya dari cara berpikir kita yang selalu negatif ini ?"
"Nah itu semua terpulang padamu sebagai orang tua, tapi ingatlah potret dunia yang sekarang kamu lihat ini adalah hasil dari cara berpikir masyarakatnya dalam melihat masalah."
"Jadi jika kamu tidak suka dengan potret negaramu yang sekarang ini maka mulailah mengubah segalanya mulai dari dirimu sendiri dan keluargamu, agar kelak semakin banyak orang yang melakukannya maka InsyaAllah potret negeri ini akan berubah menjadi jauh lebih baik."
-ayah edy-
www.ayahkita.com
www.ayahkita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar