Senyum yang tulus dari seseorang memberikan refleksi kejiwaan positif kepada orang lain. Seorang muslim selalu diajarkan agar memiliki sifat yang lapang dada dan senantiasa terbuka menebarkan senyuman dan muka kepada orang lain.
Nabi Muhammad SAW telh memelopori pentingnya senyuman agar suasana menjadi nyaman terhadap siapapun. Lebih-lebih bagi yang bertugas / bekerja yang selalu berinteraksi dengan orang lain seperti pelanggan, ini sangat menentukan nilai-nilai keberhasilan usaha seseorang.
Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Allah bukanlah sebuah perjuangan yang mudah. Ternyata beliau menghadapi orang-orang licik, orang yang kejam, bahkan orang-orang yang mau membunuhnya, juga menghadapi penguasa yang dzalim. Jadi berbagai hinaan, cacian, makian, fitnah, ejekan selalu beliau terima bahkan hingga ludah hinaan pun sempat mendarat di wajahnya. Tetapi sangat luar biasa semua itu beliau lalui dengan penuh kesabaran, keikhlasan bahkan senyuman. Seolah beliau tidak merasakan beban sangat berat perjuangan tersebut.
Bahkan suatu saat dalam dakwahnya, beliau pernah sampai dilempari batu hingga berdarah-darah yang membuat Malaikat Jibril sedih dan turun dari surga menawarkan bantuannya untuk menghukum mereka yang telah membuat beliau menderita. Namun Nabi Muhammad SAW hanya tersenyum dan berkata kepada Jibril "Jangan, mereka tidak tahu akan ajaranku. Mungkin hari ini mereka tidak menerima ajaranku tetapi aku berharap anak cucu mereka dikemudian hari akan menjadi pengembang risalahku".
Begitu luar biasa akhlak beliau, dalam segala penderitaannya, senyum senantiasa menghiasi wajahnya. Senyumnya menyejukkan setiap mata yang melihatnya dan menggetarkan hati para sahabat dan umatnya.
Marilah sahabat, hiasi wajah kita dengan senyum. Karena dengan tersenyum pada sesama manusia, berarti kita telah bersedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar