Dahulu, hidup seorang wanita yang menikah dengan seorang bernama Ismail. Sang suami adalah seorang ulama terhormat yang berguru langsung kepada Imam Malik bin Anas.
Dari pernikahan penuh berkah itu kemudian lahir seorang anka laki-laki. ia diberi nama Muhammad. Tak lam kemudian, Ismail meninggal dunia dengan meninggalkan harta warisan yang sangat banyak kepada istri dan anaknya.
Sang ibu kemudian mendidik sang anak dengan sebaik-baiknya. Ia menginginkan agar kelak sang anak juga dapat menjadi seorang ulam seperti mendiang ayahnya. Wanita itu memiliki pandangan yang jauh ke depan. Namun sangat disayangkan, cita-cita itu terhalang oleh semua musibah. Muhammad telah mengalami kebutaan sejak kecil. Akibatnya, ia sangat sulit untuk melakukan perjalanan dari satu syaikh kepada syaikh yang lain.
Saudariku yang mulia, apa yang akan Anda lakukan jika keluarga ini datang meminta pertolongan kepada Anda ?
Tapi jika Anda mengetahui apa yang dilakukan oleh wanita itu, mungkin Anda tak akan percaya. Namun ia begitu yakin dengan langkah yang ditempunya.
"Aku telah menemukan jalan yang tak pernah tertutup," ujarnya.
Jalan itu adalah doa yang selalu dibuka oleh Allah Rabb Al-'alamin.
Demi Allah, tidak akan pernah ada orang yang mampu menutup jalan itu. Itulah jalannya orang-orang yang tertindas, orang-orang yang membutuhkan. Ternyata sang ibu itu memilih menyelesaikan masalahnya dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan hati yang tulus, ia pun mulai berdoa dan berdoa kepada Allah SWT.
Pada suatu malam, ketika sedang terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba ia bermimpi berjumpa dengan Nabi Ibrahim as. Beliau berkata kepadanya ; "Wahai wanita, sesungguhnya Allah SWT telah membuat putramu dapat melihat karena banyaknya doa yang engkau panjatkan."
Dan benar saja, ketika pagi tiba, ia menemukan putranya telah dapat melihat. Subhanallah !. Ini benar-benar sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW; "Sesungguhnya Allah itu Maha Pemalu, Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Dia merasa malu jika seorang hambaNya mengangkat kedua tangannya berdoa kepadaNya lantas Ia membiarkannya kembali dalam keadaan hampa."
Setelah penglihatannya berfungsi, mulailah sang ibu itu mengarahkan anaknya untuk menuntut ilmu. Hingga beberapa waktu kemudian, sang anak dikenal sebagai seorang ulama hadits besar bernama Muhammad bin Ismail al-Bukhari, yang menyusun kitab Hadis paling shahih setelah Al-Qur'an, yaitu Shahih Al-Bukhari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar