Sahabat,
Minggu lalu kita dikejutkan dengan 3 kematian artis Indonesia. Yang dua karena sakit, yang satu mendadak saat di toilet.
Kapankah "waktu kita" tiba ? Kita tidak pernah tahu, kapan Allah SWT akan memanggil kita pulang ke haribaan-Nya. Kita tidak tahu apakah saat kita 'pulang' nanti kita dalam keadaan beribadah atau bermaksiat....Apakah bekal kita sudah cukup untuk 'kita pulang' nanti ?
Sahabatku,
Mari kita siapkan diri kita untuk pulang ke tempat asal kita. Kita siapkan diri untuk mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita, setiap perkataan kita, setiap apa yang kita pikirkan, apa yang kita niatkan walau hanya dalam hati. Kita perbanyak ibadah, amal kebaikan, sebagai bekal kita menghadap Sang Pencipta.
Sering saya berpikir, sudah benarkah ibadah saya selama ini ? Sudah tepatkah saya menjalani hidup ini ?
Sering pula saya merasa takut bila dipanggil oleh Allah, tetapi saya dalam keadaan sedang tidak beribadah, sedang tidak mengingat-Nya, sedang dalam keadaan berbuat dosa walau dosa kecil...Astagfirullah...
Maka saya selalu menyelipkan sepenggal doa dalam setiap shalat saya..."Ya Allah yang menggenggam jiwa hamba, yang ditangan-Mu lah hidup mati hamba, khusnul khotimah kan hamba bila suatu saat Kau panggil hamba pulang, panggillah hamba dalam keadaan sedang beribadah pada-Mu, dalam keadaan lidah ini berdzikir memuji-Mu , dalam keadaan hati dan pikiran sedang mengingat-Mu."
Perbanyaklah rasa takut kepada-Nya, karena Dia tak pernah tidur sekejap pun, dan Dia Maha Tahu apa yang kita lakukan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang ada dalam hati kita. Dan perbanyaklah shalawat pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, agar kita memperoleh syafaat dari beliau di akhir jaman nanti.
Wassallam,
Cari Blog Ini
Everything Can Be
Selasa, 31 Maret 2015
Jumat, 27 Maret 2015
Kisah Kyai Yang Kecopetan
Cerita lucu dan inspirasi ..........
Kyai Arwani adalah Kyai yang terkenal dengan hafalan Qur'annya. Pesantrennya yang diasuhnya "Yanbu'ul Qur'an" di Kudus menjadi salah satu kiblat para hafidz-hafidzoh di Jawa Tengah.
Suatu hari ketika bepergian, di saat beliau turun dari bus di terminal Terboyo Semarang, Kyai Arwani kecopetan. Entah sudah tahu atau memang pura-pura tidak tahu, Kyai Arwani tidak perduli jika baru saja kecopetan. Santri yang mendampingi dan tahu kejadian kecopetan terkejut, seketika itu pula mereka pada mengejar pencopetnya.
"Copet ...! Copet ...!" teriaknya sambil mengejar. Suasana menjadi gaduh, serabutan, karena orang lain ikutan mengejar pencopet.
Tapi sayang, pencopetnya terlalu lincah berlari dan tampaknya cukup menguasai medan hingga gagal ditangkap. Para santri pada kecewa dan marah-marah pada pencopet yang sudah raib itu. Berani-beraninya si copet mengganggu sang Kyai, begitu kira-kira pikir mereka.
Copetnya pun keterlaluan, tidak lihat-lihat siapa yang akan dijadikan korban. Dan tentu saja, pencopet tidak peduli hal itu. Mungkin yang diingat oleh pencopet adalah uang, uang dan uang.
Bagi copet, siapa saja yang pegang uang, uang tetap bernilai uang. Yang juga tak kalah mengherankan adalah Kyai Arwani, tidak perduli dengan apa yang barusan terjadi. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Tenang-tenang saja, sibuk dengan dzikirnya. Sampai-sampai santrinya harus memberi tahu bahwa Kyai baru saja kehilangan dompet disikat pencopet.
"Kyai, Njenengan baru saja kecopetan!" kata santrinya memberitahu.
"Oh, ya?" jawab Kyai santai.
"Benar, Kyai. Tapi kami gagal menangkapnya! Keterlaluan betul pencopet itu!"
"Alhamdulillah .... Sudahlah kalian tidak perlu ribut-ribut. Saya bersyukur, yang dicopet itu saya!"
"Apa maksudnya Kyai?"
"Syukur .... syukur ..... Alhamdulillah. Karena saya yang dicopet, bukan saya yang jadi pencopetnya!"
Tentu saja para santri pada bengong mendengar jawaban Kyai.
"Kok bisa begitu Kyai?"
"Sekarang apa jawab kalian jika aku tanya, lebih baik mana, menjadi orang yang dicopet atau menjadi tukang copetnya?" tanya beliau kemudian.
Jawaban Kyai sungguh tak terbantahkan, masuk akal. Nuansa zuhud dan kesufian mengiringi ucapan-ucapan Kyai. Para santri yang menyertai beliau pada geleng-geleng kepala tanda paham dan takjub.
Dan para santripun mendapat pelajaran berharga yang belum pernah mereka jumpai dalam teori. Rupanya, dalam musibahpun bisa timbul rasa syukur, seperti yang sudah dicontohkan Kyai Arwani.
--0o0o0--
Cerita yang mampu membuat kita tersenyum dan juga mendapat banyak hikmah di dalamnya. Subhanallaah ... Betapa bersyukur itu tidak hanya ketika kita mendapatkan sesuatu. Namun, seperti yang telah dicontohkan Kyai Arwani di atas bahwa bersyukur pun dapat dilakukan ketika kita kehilangan sesuatu.
Kyai Arwani adalah Kyai yang terkenal dengan hafalan Qur'annya. Pesantrennya yang diasuhnya "Yanbu'ul Qur'an" di Kudus menjadi salah satu kiblat para hafidz-hafidzoh di Jawa Tengah.
Suatu hari ketika bepergian, di saat beliau turun dari bus di terminal Terboyo Semarang, Kyai Arwani kecopetan. Entah sudah tahu atau memang pura-pura tidak tahu, Kyai Arwani tidak perduli jika baru saja kecopetan. Santri yang mendampingi dan tahu kejadian kecopetan terkejut, seketika itu pula mereka pada mengejar pencopetnya.
"Copet ...! Copet ...!" teriaknya sambil mengejar. Suasana menjadi gaduh, serabutan, karena orang lain ikutan mengejar pencopet.
Tapi sayang, pencopetnya terlalu lincah berlari dan tampaknya cukup menguasai medan hingga gagal ditangkap. Para santri pada kecewa dan marah-marah pada pencopet yang sudah raib itu. Berani-beraninya si copet mengganggu sang Kyai, begitu kira-kira pikir mereka.
Copetnya pun keterlaluan, tidak lihat-lihat siapa yang akan dijadikan korban. Dan tentu saja, pencopet tidak peduli hal itu. Mungkin yang diingat oleh pencopet adalah uang, uang dan uang.
Bagi copet, siapa saja yang pegang uang, uang tetap bernilai uang. Yang juga tak kalah mengherankan adalah Kyai Arwani, tidak perduli dengan apa yang barusan terjadi. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Tenang-tenang saja, sibuk dengan dzikirnya. Sampai-sampai santrinya harus memberi tahu bahwa Kyai baru saja kehilangan dompet disikat pencopet.
"Kyai, Njenengan baru saja kecopetan!" kata santrinya memberitahu.
"Oh, ya?" jawab Kyai santai.
"Benar, Kyai. Tapi kami gagal menangkapnya! Keterlaluan betul pencopet itu!"
"Alhamdulillah .... Sudahlah kalian tidak perlu ribut-ribut. Saya bersyukur, yang dicopet itu saya!"
"Apa maksudnya Kyai?"
"Syukur .... syukur ..... Alhamdulillah. Karena saya yang dicopet, bukan saya yang jadi pencopetnya!"
Tentu saja para santri pada bengong mendengar jawaban Kyai.
"Kok bisa begitu Kyai?"
"Sekarang apa jawab kalian jika aku tanya, lebih baik mana, menjadi orang yang dicopet atau menjadi tukang copetnya?" tanya beliau kemudian.
Jawaban Kyai sungguh tak terbantahkan, masuk akal. Nuansa zuhud dan kesufian mengiringi ucapan-ucapan Kyai. Para santri yang menyertai beliau pada geleng-geleng kepala tanda paham dan takjub.
Dan para santripun mendapat pelajaran berharga yang belum pernah mereka jumpai dalam teori. Rupanya, dalam musibahpun bisa timbul rasa syukur, seperti yang sudah dicontohkan Kyai Arwani.
--0o0o0--
Cerita yang mampu membuat kita tersenyum dan juga mendapat banyak hikmah di dalamnya. Subhanallaah ... Betapa bersyukur itu tidak hanya ketika kita mendapatkan sesuatu. Namun, seperti yang telah dicontohkan Kyai Arwani di atas bahwa bersyukur pun dapat dilakukan ketika kita kehilangan sesuatu.
Pelukan Terakhir Sang Kakak (Kisah Pilu 2 anak yatim piatu)
Share dari laman tetangga....terharu, tersentuh, sedih saat membaca kisah ini...andai saya ada di sana saat itu.....
Bismillah ... Udara begitu dingin malam itu. Ada dua orang anak kecil yang sedang duduk saling berdekapan di teras samping rumah tingkat yang gelap, tanpa penerangan sedikitpun. Hanya pancaran cahaya lampu jalan milik rumah-rumah di sekitar kompleks itu yang menerangi gigilan hebat tubuh mereka. Sang adik kira-kira baru berusia 6 tahun sementara sang kakak berusia sekitar 8 – 9 tahun. Tubuh sang kakak amat kurus dan gigilan tubuhnya lebih hebat dibandingkan dengan adiknya yang sedang tertidur di dekapannya. Tak ada selimut, tak ada jaket, tak ada makanan. Mereka hanya mengenakan baju pendek dan celana pendek.
Sang adik tiba-tiba terbangun dan merintih karena perutnya terasa sakit. Sejak kemarin mereka belum makan. Mereka tak punya uang sepeserpun walau hanya untuk membeli sepotong roti.
“ kak, perutnya sakit…” erang sang adik yang mau tidak mau membuat sang kakak jadi kebingungan. Ia pun sangat lapar dan kedinginan. Tapi, apa yang bisa mereka makan??
“ tidur aja, dik…besok pagi kita pasti bisa makan “ sang kakak berusaha menghibur adiknya walau suaranya semakin parau karena kedinginan. Sang adik pun tertidur, tapi sang kakak bisa merasakan kalau sang adik sedang terisak di pelukannya. Sang kakak tahu, perut adiknya pasti sangat lapar, sama seprti dirinya. Ia pun tidak tahu sampai kapan mereka akan tetap bertahan kalau keadaannya seperti ini terus.
Sejak dua hari yang lalu, ibu mereka meninggal dunia dan mereka sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Ayah merekapun sudah lama meninggal. Mereka tak punya sanak saudara untuk mereka jadikan sebagai sandaran hidup. Akhirnya mereka terlunta-lunta di jalanan tanpa sedikitpun uang dan pakaian. Mereka diusir dari rumah kontrakan yang tadinya mereka tempati bersama ibu mereka. Anak kecil mana bisa bayar uang kontrakan, begitu alasan sang pemilik rumah kontrakan itu.
Sejak kemarin, mereka terus berjalan tanpa tujuan. Baru menjelang malam mereka sampai di teras rumah yang sekarang menaungi tubuh rapuh mereka. Sang kakak tidak merasa yakin mereka bisa melewati malam yang begitu dingin itu. Mereka tidak berani meminta tolong penduduk sekitar. Mereka masih kecil dan terlalu takut untuk meminta tolong. Karena mereka tau, mereka akan dipandang sebelah mata, dianggap pengemis yang hanya berpura-pura mengemis untuk membiayai orang tua mereka yang pengangguran.
Di tengah rintikan halus hujan malam yang dingin itu, dua orang kakak adik itupun tertidur dengan perut yang sangat lapar dan tubuh yang lemah, hanya berselimutkan tubuh satu sama lain yang saling berpelukan.
Pagi harinya, saat sang adik terbangun, ia menemukan kakaknya sedang merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. Sang adik yang masih kecil itupun panic dan pada awalnya dia hanya bisa menangis. Tangisannya itulah yang pada akhirnya mengundang perhatian penduduk sekitar. Semua orang berdatangan untuk melihat siapa yang menangis sepagi itu. Beberapa orang langsung menghampiri dua tubuh kurus itu lalu memeriksa keadaan mereka.
Baju mereka basah kuyup dan tubuh sang kakak amat panas. Beberapa orang lainnya mengambilkan pakaian untuk mereka, beberapa orang lagi memberikan makanan dan ada seorang ibu yang dengan baik hati mau mengolesi perut sang kakak dengan minyak angin karena sang kakak mengeluh perutnya amat sakit. Sang adik terdiam dari tangisannya dan dibawa oleh seorang penduduk ke rumahnya. Sementara sang kakak yang merintih kesakitan, langsung dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa dokter.
Rupanya, hari itu adalah hari terakhir sang kakak beradik itu bertemu. Karena setelahnya, mereka tidak pernah bertemu lagi selamanya. Sang kakak meninggal di rumah sakit karena penyakit angin duduknya sudah sangat parah akibat kehujanan semalaman ditambah dengan perutnya yang kosong. Sang adik pun dirawat oleh salah seorang penduduk, ia selamat.
Semoga bisa melembutkan hati kita semua...
(♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...
Kamis, 26 Maret 2015
Mendengar Al-Qur'an Menenangkan Jiwa? Ini Penjelasannya
Selain menenangkan jiwa, bacaan Al-Qur'an yang berirama juga memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi.
Membaca Al-Qur'an memiliki manfaat yang sangat besar terhadap kesehatan otak. Menurut sejumlah penelitian, membaca Al-Qur'an bisa meningkatkan daya ingat seseorang.
"Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Quran," kata Ustad Abdul Roziq dalam Bedah Metode Bilqis 'Cara Cepat Membaca dan Mengiramakan Al-Quran.
Tak hanya membaca, dengan mendengarkan bacaan ayat-auay Al-Qur'an, seseorang baik mereka yang berbahasa Arab maupun yang bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang ketika mendengar Al-Qur'an yang berirama.
Manusia memiliki otak kanan dan otak kiri. Otak kanan berkemampuan berirama dan otak kiri untuk menghitung. Jadi membaca Al-Qur'an dengan berirama akan memperbaiki saraf otak kanan dan kiri.
Bacaan Al-Qur'an berpengaruh hingga 97% dalam menciptakan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit. Membaca dengan berirama terbukti mampu mendatangkan ketenangan bagi mereka yang mendengarkannya.
Bagi Bayi :
Selain menenangkan jiwa, bacaaan Al-Qur'an yang berirama juga memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Bayi yang berusia 48 jam yang dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang. Jika mendengarkan musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) seseorang, maka bacaan Al-Qur'an lebih dari itu. Selain mempengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur'an mempengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Subhanallah, yukk sahabat..kita rutinkan membaca AL-Qur'an dan mendengar lantunannya.
Kesepian Bikin Orang Cepat Meninggal
KOMPAS.com - Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu sendiri. Tetapi sendirian terus menerus, apalagi merasa kesepian, nyatanya tidak baik bagi kesehatan Anda. Salah satunya, mereka yang kesepian, berisiko untuk meninggal lebih cepat.
Menurut para periset, mereka yang sendirian dan merasa kesepian akan meningkatkan peluang kematian dini sekitar 30 persen. Dikatakan oleh Dr. Julianne Holt-Lunstad dari Brigham Young University, yang mengulas sejumlah penelitian, merasa sendiri versus sendirian, keduanya harus diberi perhatian secara serius.
Rata-rata usia partisipan yang sekitar 66 tahun menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut di antara kelompok usia lebih muda. Selain mendorong penelitian lebih lanjut, temuan studi yang dipublikasikan dalam Perspectives in Psychological Science memperkuat tentang manfaat dari pertemanan dan hubungan sesama manusia.
Dalam studi di tahun 2013 terhadap lebih dari 3.000 pasien kanker payudara, para periset menjumpai bahwa perempuan yang terisolasi secara sosial memiliki simtom kanker payudara lebih banyak dan dilaporkan memiliki perasaan sejahtera yang lebih rendah.
Penelitian tentang hal ini sangat banyak. Dan secara keseluruhan merujuk pada kesimpulan yang serupa, bahwa memiliki teman dan hubungan sosial yang kuat, akan membantu Anda hidup lebih lama dan lebih baik.
Terkait dengan rasa sendiri maupun kesepian ini, sejumlah negara melakukan beberapa upaya unik. Di Hong Kong, Tokyo, dan Finlandia, untuk menghindari makan sendirian di kafe, Anda bisa ditemani dengan boneka binatang. Tertarik?
Menurut para periset, mereka yang sendirian dan merasa kesepian akan meningkatkan peluang kematian dini sekitar 30 persen. Dikatakan oleh Dr. Julianne Holt-Lunstad dari Brigham Young University, yang mengulas sejumlah penelitian, merasa sendiri versus sendirian, keduanya harus diberi perhatian secara serius.
Rata-rata usia partisipan yang sekitar 66 tahun menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut di antara kelompok usia lebih muda. Selain mendorong penelitian lebih lanjut, temuan studi yang dipublikasikan dalam Perspectives in Psychological Science memperkuat tentang manfaat dari pertemanan dan hubungan sesama manusia.
Dalam studi di tahun 2013 terhadap lebih dari 3.000 pasien kanker payudara, para periset menjumpai bahwa perempuan yang terisolasi secara sosial memiliki simtom kanker payudara lebih banyak dan dilaporkan memiliki perasaan sejahtera yang lebih rendah.
Penelitian tentang hal ini sangat banyak. Dan secara keseluruhan merujuk pada kesimpulan yang serupa, bahwa memiliki teman dan hubungan sosial yang kuat, akan membantu Anda hidup lebih lama dan lebih baik.
Terkait dengan rasa sendiri maupun kesepian ini, sejumlah negara melakukan beberapa upaya unik. Di Hong Kong, Tokyo, dan Finlandia, untuk menghindari makan sendirian di kafe, Anda bisa ditemani dengan boneka binatang. Tertarik?
Sahabat, agar kita tidak kita kesepian, mendekatlah dan bertemanlah dengan Allah SWT yang selalu ada waktu buat kita setiap saat, dalam susah dan senang...
Manfaat Jagung Manis
Jagung manis memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Jagung manis juga sarat akan nutrisi dan vitamin. Nah, berikut adalah delapan
manfaat kesehatan yang tersembunyi dalam jagung manis. Mari kita simak bersama
:
1.
Meningkatkan kekuatan mata
Jagung manis
dapat membantu untuk meningkatkan kekuatan mata. Zeaxanthin adalah pigmen yang
hadir dalam jagung manis, pigmen ini dapat membantu melindungi mata dari
degenerasi makula. Jagung manis juga kaya beta karoten dan asam folat - yang
diperlukan untuk mencegah berbagai jenis penyakit mata.
2.
Meningkatkan memori otak
Jagung manis
kaya tiamin dan vitamin B1. Keduanya dapat membantu meningkatkan kekuatan
memori otak Anda dan mencegah masalah memori yang terkait usia. Kandungan
nutrisi dalam jagung manis juga efektif dalam mengurangi risiko penyakit
Alzheimer.
3.
Mencegah penyakit jantung
Jagung manis
kaya akan folat, yang juga dikenal sebagai vitamin B9. Senyawa itu dapat
membantu menurunkan asam amino yang hadir dalam pembuluh darah. Peningkatan
kadar asam amino menyebabkan masalah pada pembuluh darah, yang kemudian dapat
menyebabkan masalah jantung. Konsumsi jagung manis mengurangi dan mencegah
jantung dari kerusakan lebih lanjut.
4.
Mencegah kanker paru-paru
Penelitian
terbaru mengungkap bahwa jagung manis dapat mencegah kanker paru-paru. Nutrisi
yang terkandung dalam jagung manis, yang dikenal sebagai beta cryptoxanthin,
ketika diserap oleh tubuh akan menjadi vitamin A. Itu dapat mencegah
perkembangan kanker paru-paru, serta bentuk lain dari kanker.
5.
Meningkatkan kekuatan tulang
Jagung manis
kaya mangan, seng dan tembaga. Kandungan ini dapat membantu untuk meningkatkan
kekuatan tulang. Ketiganya juga dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan
oleh arthritis pada wanita. Magnesium juga membantu dalam mencegah kejang dan
kekakuan otot dalam tubuh. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Anda bisa
mengonsumsi jagung manis mentah sekali dalam seminggu.
6.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Jagung manis
sarat akan vitamin C dan protein. Vitamin C yang hadir dalam jagung manis dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah flu. Protein yang dikandung
oleh jagung manis juga menyediakan energi untuk tubuh.
7.
Mengatasi anemia
Jagung manis
adalah sumber dari zat besi, yang diperlukan untuk mencegah anemia. Kandungan
ini juga dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin normal tubuh. Sebuah
penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi sereal jagung juga dapat
meningkatkan hemoglobin hingga 50 persen dalam sebulan. Asam folat yang hadir
dalam jagung manis juga dapat mencegah anemia.
8.
Mengurangi tingkat kolesterol jahat dalam tubuh
Jika tingkat
kolesterol jahat di tubuh Anda sedang tinggi, Anda bisa makan jagung manis
untuk menurunkannya. Ini dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol jahat
yang tinggi dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko penyakit
jantung. Minyak jagung juga efektif untuk mempertahankan tingkat kolesterol
normal tubuh.
Nah sahabat
sudah tahu manfaat bagi kesehatan kita, bukan? Yuk sering-sering makan jagung
manis!
Ketika Segalanya Telah Berakhir
Bagi yang sudah pernah baca, luangkan waktu untuk baca sekali lagi. Ini adalah cerita sebenarnya
( diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang )
Sebuah kisah tentang salah pengertian yang mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka, tetapi segalanya sudah terlambat..
Membawa nenek untuk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah mengkhianati ikrar cinta yang telah kami buat selama ini, setelah 2 tahun menikah, saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung untuk tinggal bersama.
Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yang membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah. Saya terus mengangguk tanda setuju. Kami segera menyiapkan sebuah kamar yang menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yang sangat kaya dengan sinar matahari, tidak sepatah katapun yang terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata: "Mari,kita jemput nenek di kampung."
Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang. Ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti sebuah boneka kecil yang kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan. Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.
Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:
"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?"
Aku menjelaskannya kepada nenek:
"Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."
Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa:
"Ibu, ini kebiasaan orang kota, lambat laun ibu akan terbiasa juga."
"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?"
Aku menjelaskannya kepada nenek:
"Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."
Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa:
"Ibu, ini kebiasaan orang kota, lambat laun ibu akan terbiasa juga."
Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya, ini berapa? Setiap aku jawab, dia selalu berdecak dengan suara keras. Suamiku memencet hidungku sambil berkata:
"Sayang, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya."
Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.
"Sayang, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya."
Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.
Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya; dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.
Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya, dia segera masuk ke kamar sambil membanting pintu dan menangis. Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah.
"Apa salahku?"
Dia melotot sambil berkata:
"Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"
"Apa salahku?"
Dia melotot sambil berkata:
"Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"
Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yang cukup lama, suasana mejadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa. Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemoohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri? Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami berkata:
"Apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?"
Sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yang mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata:
"Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi." Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yang serba canggung itu.
"Apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?"
Sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yang mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata:
"Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi." Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yang serba canggung itu.
Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yang sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut. Setelah agak reda, aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yang tajam, diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian. Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh suamiku segera mengejarnya keluar rumah.
Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek. Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata: "Sebaiknya kamu periksa ke dokter." dan ternyata hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yang terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yang berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?
Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi... mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?
Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yang penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam, aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dengan wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan untuk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yang sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.
Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yang melihatku dengan wajah bingung.
"Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit."
Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yang terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati: "Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?" sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.
"Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit."
Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yang terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati: "Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?" sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.
Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yang datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jadi dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.
Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku. Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah.
Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah café, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita di dalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yang telah terjadi. Aku masuk ke dalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yang tidak kalah tajam dariku. Suara detak jangtungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian.
Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. Mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi, semua berlalu begitu saja.
Aku mulai hidup seorang diri, pergi cek kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yang sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.
Suatu hari pulang kerja,aku melihat dia duduk di depan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu. dua bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:
"Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya."
Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.
"Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya."
Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.
Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yang agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya.
"Kamu hamil?"
Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yang menglir keluar dengan derasnya. Aku menjawab:
"Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi."
Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yang sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:
"Maafkan aku, maafkan aku".
Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yang menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.
"Kamu hamil?"
Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yang menglir keluar dengan derasnya. Aku menjawab:
"Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi."
Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yang sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:
"Maafkan aku, maafkan aku".
Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yang menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.
Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.
Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa, itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yang aku miliki ?
Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.
Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yang keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yang ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yang mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yang kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yang mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?
Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.
Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yang lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.
Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara. Sebuah surat yang sangat panjang ada di dalam komputer yang ditujukan kepada anak kami.
"Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yang akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.
"Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yang paling mencintaimu dan adalah orang yang paling ayah cintai"
"Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yang akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.
"Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yang paling mencintaimu dan adalah orang yang paling ayah cintai"
Mulai dari kejadian yang mungkin akan terjadi sejak TK, SD, SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku.
"Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yang paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya"
Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata:
"Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".
Dengan susah payah dia membuka matanya dan tersenyum. Anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yang mungil memegangi tangan ayahnya yang kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata.
"Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".
Dengan susah payah dia membuka matanya dan tersenyum. Anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yang mungil memegangi tangan ayahnya yang kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata.
Sahabat fastabiq yang terkasih, saya sharing cerita ini kepada kalian, agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini :
"Jika ada sesuatu yang mengganjal di hati diantara kalian yang saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yang akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yang telah kita perbuat? atau apa yang telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang-matang semua yang akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.
"Jika ada sesuatu yang mengganjal di hati diantara kalian yang saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yang akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yang telah kita perbuat? atau apa yang telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang-matang semua yang akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.
Sumber: Email Berantai
Proses Kematian dan Hancurnya Tubuh Kita
Bagus untuk direnungkan :
PROSES KEMATIAN DAN HANCURNYA TUBUH KITA
Sesaat sebelum mati, Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan n badan bergetar. Anda merasa dingin ditelinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.
0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 – 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.
7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.
1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 – 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
36 – 48 Jam
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.
Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
4 – 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.
7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.
1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
4 – 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
36 – 48 Jam
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.
Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan. Jadi, apa yang mau disombongkan dari Kita???
Yang tersisah hanyalah amalan dan perbuatan baik.. Jadi marilah senantiasa kita berbuat baik..
www.fastabiq.com
Yang tersisah hanyalah amalan dan perbuatan baik.. Jadi marilah senantiasa kita berbuat baik..
www.fastabiq.com
Beras Putih, Merah dan Hitam...Mana Yang Paling Tidak Sehat ?
Beras Putih
Beras putih adalah yang paling banyak dikonsumsi manusia. Beras putih merupakan olahan dari beras mentah yang mengalami pengelupasan dan penggilingan.
Apa yang membuat varietas ini tidak begitu sehat meskipun banyak dikonsumsi di seluruh dunia adalah pada saat proses pengelupasan dan penggilingan bagian-bagian penting, seperti bekatul (bran) dan embrio (germ) hilang. Padahal, bekatul dan germ adalah bagian dari beras yang kaya serat makanan serta nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Menurut ahli gizi Delhi, Gargi Sharma, jika beras putih mengalami proses lebih lanjut seperti polishing maka lapisan aleuron yang mengandung nutrisi berguna akan hilang. Lapisan ini kaya akan vitamin B, nutrisi lain dan lemak esensial.
Selain itu beras putih mengandung banyak pati yang menyebabkan orang cepat merasa kenyang dan menimbulkan obesitas. Karena pengolahannya, beras putih kehilangan nutrisi penting seperti tiamin, juga dikenal sebagai B1 serta Vitamin B lainnya.
Mengkonsumsi banyak nasi putih dapat menyebabkan kondisi yang disebut beri-beri, yang terjadi karena kekurangan tiamin. Beras putih kadang juga diberi aditif yang dalam kasus tertentu membahayakan tubuh manusia dan memicu gangguan metabolisme seperti diabetes, obesitas dan sebagainya.
"Penggilingan dan polishing beras putih menghancurkan 67% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90% vitamin B6, setengah dari mangan, setengah dari fosfor, 60% dari besi, semua serat makanan serta asam lemak esensial," kata Ritika Samaddar dari Max Healthcare Saket, New Delhi. (Ism)
Beras Merah dan Coklat
Baik beras merah dan beras coklat memiliki kandungan nutrisi yang sama, termasuk dalam proses memanennya.
Kedua jenis beras ini adalah beras yang belum mengalami pengelupasan sepenuhnya, sehingga menyisakan bekatul dan germ yang dikenal memiliki berbagai khasiat yang bermanfaat. Beras coklat tersedia di seluruh dunia sedangkan yang merah khusus tersedia di Pegunungan Himalaya, Tibet selatan, Bhutan, serta India selatan.
"Keduanya adalah sumber serat yang bagus, vitamin B, kalsium, seng dan zat besi, mangan, selenium, magnesium dan nutrisi lainnya. Satu hal yang membedakan beras merah dari beras cokelat adalah beras merah diperkaya dengan antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas yang merusak dalam tubuh kita." kata Gargi Sharma.
Beras merah mendapatkan warnanya dari antioksidan yang dikandungnya yang disebut anthocyanins yang bisa ditemukan di buah-buahan atau sayuran berwarna kemerahan atau ungu.
Senyawa ini diyakini memiliki sifat yang dapat mengurangi peradangan, alergi, mencegah risiko kanker dan membantu menjaga berat badan. Kehadiran mangan di kedua varietas membantu memperkuat metabolisme tubuh, sedangkan magnesium berguna mencegah migrain, menurunkan tekanan darah serta risiko serangan jantung.
Bersama dengan kalsium, magnesium membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi, dan mencegah risiko arthritis dan osteoporosis. Sementara kandungan selenium di kedua jenis beras itu melindungi tubuh dari infeksi.
Selain itu, karena keduanya memiliki kandungan serat tinggi, maka berguna untuk memperkuat pencernaan. Serat juga membantu memperlambat karbohidrat diubah menjadi gula darah.
Menurut kedua ahli, dua varietas itu sangat dianjurkan bagi penderita diabetes dan pasien jantung. Kedua jenis beras tersebut dianggap biji-bijian, yang dapat membantu dalam mengurangi plak arteri, mencegah risiko penyakit kardiovaskular, menjinakkan kolesterol tinggi dan mengatur gula darah. Menurut studi terbaru, mengkonsumsi satu cangkir beras merah setiap hari dapat mengurangi secara signifikan risiko terkena diabetes hingga 60%.
Beras Hitam
Beras hitam pernah menjadi makanan para bangsawan Tiongkok Kuno dan rakyat jelata dilarang untuk mengkonsumsinya.
Di antara varietas beras, beras hitam merupakan yang paling istimewa. Kandungan nutrisi beras jenis ini mampu mengalahkan nutrisi yang ada di beras merah dan beras coklat jika digabungkan.
Kaya akan serat, beras hitam memiliki antioksidan paling tinggi, fitonutrien, phytochemical, vitamin E, protein, zat besi, dan nutrisi lainnya. Kandungan nutrisi tersebut diyakini bermanfaat untuk hati, ginjal dan lambung.
Memiliki kandungan anthocyanin, beras hitam bisa digunakan untuk membantu mencegah risiko kanker. Kandungan gula dan glikemik yang rendah membuat beras hitam sebagai pilihan makanan yang sangat dianjurkan untuk pasien jantung, diabetes serta tekanan darah tinggi.
"Satu sendok penuh bekatul beras hitam mengandung lebih banyak antioksidan dan antosianin yang menyehatkan daripada yang ditemukan dalam sesendok blueberry. Selain mengandung sedikit gula dan lebih banyak serat dan vitamin," kata Zhimin Zu, profesor di Louisiana and State University, Amerika Serikat.
Nah, sahabat....mari kita pilih yang terbaik untuk kesehatan kita semua.
Langganan:
Postingan (Atom)