Cari Blog Ini

Everything Can Be

Rabu, 25 Mei 2016

Mengharukan! Kisah Rahasia Dibalik Jilbab Adikku

Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak
dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.

Mengharukan! Kisah Rahasia Dibalik Jilbab Adikku ( Dijamin Nangis Setelah Membaca )


Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka.

Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani, … walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan”.

Bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis , lirih terdengar doanya: “Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah “.

Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo) (entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.

Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli ? “..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya”.

Eehhh tuuh, anak benar benar datang kerumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku , kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?

Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab .. yang panjang, lagi .. rok panjang, lengan panjang … aku sendiri jadi bingung …. aku tambah bingung campur syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena kulihat perubahan yang ajaib .. yah kubilang ajaib karena dia berubah total .. tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan …

Kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku … tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya … dan yang lebih menakjubkan lagi …. bila teman ku datang dia menundukkan pandangan … Segala puji bagi Engkau ya Allah Subhanahu wa ta’ala jerit hatiku ..

Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun).

Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: “Dhi,adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “.. Tak dapat kutahan air mata ini …

Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya .. diary yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar …

… hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku..perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri … disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini :

Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak bekas tetesan airmata ):

Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari),
ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.

Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.

Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.

Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah Subhanahu wa ta’ala dan bila Allah Subhanahu wa ta’ala berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.

Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?

Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan mahrom kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.

Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.

Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.

Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?

Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.

Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah Subhanahu wa ta’ala, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.

Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya.

Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini.

Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, …

.. ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah Subhanahu wa ta’ala murka, belum pernah Allah Subhanahu wa ta’ala murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah Subhanahu wa ta’ala dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.

Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah Subhanhu wa ta’ala. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!

Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain mahromnya, ..

.. wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah Subhanahu wa ta’ala, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.

Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menerima Adikku disisinya, Aamiin, Subhanallah

Sumber : pelangimuslim.com



Rabu, 11 Mei 2016

KAPAN PERTOLONGAN ALLAH AKAN DATANG ??

KAPANPUN pertolongan Allah akan tiba? Begitu banyak yang selalu menanti dan mengharap pertolongan Allah. Ada yang sabar, ada yang tidak sabar. Ada yang yakin bahwa Allah akan menolong, ada juga yang ragu-ragu. Ada yang menikmati saat-saat menanti pertolongan Allah, namun tidak sedikit yang sengsara.

Bagi orang-orang yang telah mengetahui ilmunya, yakin benar bahwa Allah adalah Dzat yang sama sekali tidak pernah bohong terhadap apa yang dijanjikan. Allah adalah Dzat yang sekali-kali tidak pernah salah perhitungan sedikit pun atas segala takdir dan ketentuan-Nya. Pasti tidak akan meleset, pasti tidak akan mengecewakan! Hanya, perkara bentuk ataupun waktunya,masya Allah, itu sama sekali bukan urusan kita.

Bukankah untuk itu Allah Azza wa Jalla telah menebar janji dalam jaminan-Nya lewat al-Quran al-Karim?. Simaklah firman-Nya yang sunguh-sunguh Maha Besar ini,

Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Q.S. al-Mu;min [40]:51)

Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (Q.S. Ar-Ruum [30]:47)

Ada sebuah keluarga yang selalu dirundung ujian oleh Allah. Kedua suami istri itu ditakdirkan menderita suatu penyakit. Sang suami diuji dengan sakit tangan berkepanjangan; sekali jatuh sakit dia harus berbaring selama dua atau hingga tiga tahun. Istrinya pun ternyata harus mendapat ujian sakit pula. Hal ini kerap kali menimpa keduanya semenjak awal berumah tangga. Akan tetapi, Alhamdulillah keluarga ini benar-benar beriman.

Sampai suatu saat sang istri ditakdirkan oleh Allah mengandung, namun sayang kehamilannya ini merupakan satu ujian tersendiri. Ia hamil anggur. Dokter menyarankan agar kandungannya segera dibersihkan. Kalau tidak akan menambah masalah baru bagi kesehatannya. Berapa biayanya? Subhanallah, untuk membersihkannya saja dibutuhkan biaya tak kurang dari Rp500 ribu. Jelas, keluarga yang hidup pas-pasan ini tidak mampu menanggung biaya sebesar itu.

Keduanya pun hanya bisa berdoa kepada Allah mengadukan semua ini. Ya, Allah. Sungguh Engkau Maha Tahu keadaan kami. Engkau Maha Tahu bahwa kami miskin harta. Kini Engkau uji kami dengan kejadian seperti ini. Hanya Engkau-lah yang mampu menolong dan melapangkan kesempitan hamba-hamba-Mu, rintihnya.

Begitulah, karena ketidakmampuannya menyediakan biaya pengobatan, sang istri hanya bisa berbaring lesu di tempat tidur. Hingga akhirnya turunlah pertolongan Allah yang Maha Rahman, yang jalannya berupa sakit thypus. Panas sekujur tubuhnya, panas kepalanya, panas perutnya. Akibatnya, terjadilah keguguran. Dan dokter yang memeriksanya kemudian, meyatakan kandungannya kini bersih, sehinga tidak perlu lagi diadakan pembersihan kandungan sebagaimana yang telah disarankan tempo hari. Allahu Akbar!.

Sahabat, pertolongan Allah memang tidak mesti sebentuk dengan apa yang kita duga dan harapkan. Kita jangan terpedaya oleh syetan yang menganggap Allah tidak menolong kita. Padahal pertolongan Allah ternyata sudah datang, hanya karena beda bentuk saja.

Allah pasti sangat memperhatikan keadaan kita jauh lebih besar dari pada perhatian kita terhadap diri sendiri. Betapa tidak! Karena, Dia-lah yang merancang tubuh kita dengan detail, sedangkan kita tidak tahu apa-apa tentang diri ini. Lantas apa lagi yang perlu kita ragukan dalam hidup ini tentang jaminan dan jamuan dari Allah Azza wa Jalla?.

Hanya orang-orang malang yang ragu-ragu terhadap janji Allah. Padahal keraguan tidak akan mendatangkan apapun, selain mendatangkan kesengsaraan. Yakin ataupun tidak yakin tetap saja ketentuan Allah akan menimpa kita. Hanya dengan keyakinan yang mantaplah, ketentuan Allah akan berubah menjadi ladang nikmat apapun yang terjadi.

Akan tetapi, kalau kita hadapi kejadian dalam hidup ini dengan buruk sangka terhadap pertolongan Allah, maka sudah kita sengsara menghadapinya, bahkan terhalang juga pertolongan Allah itu karena keburuksangkaan kita terhadap-Nya.

Oleh sebab itu, jangan sekali-kali mimpi hidup enak tanpa ujian dari Allah karena bagaimanapun ujian itu sendiri merupakan konsekuensi logis dari keberimanan kita. Sejauh kita yakin bahwa ujian merupakan suatu jalan bagi diangkatnya derajat keimanan kita. Insya Allah semua ini akan menjadi lading nikmat. Toh, tidak bisa diragukan lagi bahwa diujung segala ujian, karunia pertolongan-Nya siap menyongsong.

Hasbunallah wa nimal wakiil, nimal maulaa wa niman nashiir. 

Saat yang Tepat Allah SWT Akan Mengabulkan Doa Kita

Sering kali hati kecilku berkata, mengapa doa-doaku tak kunjung dikabulkan. Tak sabar rasanya hati menanti jawaban atas doa-doa yang selama ini sudah kumunajatkan. Walaupun terkadang,munajat itu dilantunkan diakhir sholat-sholatku yang masih jauh dari khusyu’. Aku juga sering berpikir, bukankan Allah Maha Mengetahui bahwa ruhaniku yang ringkih ini, sudah tidak sanggup lagi untuk menjalani semua ujian kehidupan yang Ia Berikan. Bukankah Allah tidak akan menguji selain sesuaidengan kemampuanhamba-Nya? (QS Al Baqarah : 286). Ya Rabb.. apakah ini yg namanya tergesa-gesa, berharap agar do’a dikabulkan? Atau ini merupakan bentuk prasangka burukku kepada-Mu wahai pencipta alam semesta raya? Na’udzubillahimin dzalik… Tapi, mengapa hingga saat ini masih belum ada jawabannya? Skenario indah seperti apa yang sebenarnya tengah Engkau rencanakan untuk hidupku,Ya Rabb..? Bukankah semua hal itu mudah bagi-Mu, apalagi hanya sekedar mengabulkan do’aku yang tidakada apa-apanya jika dibandingkan dengan luasnya alam semesta ciptaan-Mu? Sejenak aku teringat kisah Nabi Nuh a.s. (QS Nuh). Seorang manusia sholih yang diutus Allah untuk menyampaikan risalahnya di muka bumi ini. Beliau berdakwah kepada kaumnya siang dan malam, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan. Namun, apa hasilnya? Kaumnya malah berlari meninggalkannya dan menutup telinga dengan pakaian mereka, agar tidak mendengarkan apa yang diucapkannya. Setelah 950 tahun berusaha dan terus berdo’a, barulah pertolongan Allah itu datang. Dengan cara mendatangkan banjir besar yang menenggelamkan seluruh kaum kafir saat itu, dan hanya menyisakan  orang-orang yang beriman dengan jumlah yang tidak lebih dari 100 orang. Aku berpikir, ternyata pertolongan Allah datang kepada seorang manusia sholih seperti Nuh, setelah beliau menanti hingga 950 tahun, yang sama sekali bukanlah waktu yang singkat. Bentuk pertolongan yang Allah berikan pun bukan dengan menyadarkan orang-orang yang selama ini membangkang, namun Allah punya cara-Nya sendiri. Yaitu dengan memusnahkan para pembangkang itu, dan hanya menyisakan orang-orang yang beriman.. Lain lagi kisahnya nabi Ayyub a.s. Beliau diberi Allah ujian berupa penyakit borok yang tumbuh di sekujur tubuhnya dan mengeluarkan bau tidak sedap yang sangat menyengat. Akibatnya, istri dan anak-anaknya pun  pergi meninggalkan beliau dalam kondisi sakit parah. Setelah menanti selama delapan tahun, barulah Allah mengabulkan do’a nabi Ayyub dengen memberikan kesembuhan pada penyakitnya, dan mengembalikan keluarganya (QS AlAnbiya’ :83-84). Hmm… delapan tahun, bukanlah waktu yang singkat juga.. Ibrahim a.s. sang khalilullah (kekasih Allah) pun mengalami ujian yang sangat panjang. Telah lama beliau berharap untuk mendapatkan keturunan. Hingga pada saat berusia 90 tahun, Allah memberikan kabar gembira melalui malaikat Jibril, bahwa istrinya Sarah akan mengandung. Sarah pun berkata”bagaimana mungkin aku seorang wanita tua lagi mandul dapat mempunyai seorang anak?” (QS Adz dzariyat : 24-30). Sungguh tidak ada yang sulit bagi Allah jika ingin mengabulkan do’a hamba-Nya. Setelah puluhan tahun menanti, ternyata Allah mengaruniakan kepada Ibrahim keturunan, yang bukansembarang keturunan. Allah menjadikan keturunan nabi Ibrahim menjadi para Nabi, yaitu Ishaq dan isma’il, yang masing-masingnya juga menjadi ayah dari para nabi. Dari Nabi Ishaq lahirlah ya’kub a.s, Yusuf a.s dan seterusnya hingga Isa a.s. Sedangkan Ismail a.s. merupakan asal usul keturunan nabi Muhammad saw. Itulah sebabnya Nabi Ibrahim diberi gelar Abul Anbiya (bapak para nabi). Subhanallah.. batinku berkata. Orang-orang shaleh bergelar rasulullah –yang tentunya sangat dicintai Allah- seperti mereka saja butuh waktu yang panjang untuk menempuh ujian dan butuh waktu yang lama menanti terkabulnya do’amereka. Lalu apakah pantas aku seorang yang tidak adaapa-apanya dibandingkan mereka mengeluh, dan berkata mengapa do’aku belum kunjung diijabah, mengapa ujian yang kuhadapi ini tak kunjung usai. Padahal, Allah tidak akan mungkin memberikan ujian kepadaku lebih berat dari ujian yang diberikan kepada para Rasul. Karena Rasulullah pernah bersabda, bahwa ujian yang paling berat itu diberikan kepada para Rasul, kemudian, kepada para tabi’in, dan kemudian kepada orang yang semisalnya. Jika berkaca diri, dibandingkan dengan “orang yang semisalnya” pun aku masih jauh kualitasnnya. Berarti ujian yang aku hadapi pun tentu kualitasnya jauh lebih rendah dari mereka. Ya Allah, rasanya terlalu cepat bagiku untuk berkata bahwa do’aku tak  kunjung dikabulkan dan ujian yang kuhadapi terlalu panjang. Jika menengok ke belakang, ternyata banyak sekali do’a-do’aku yang selama ini sudah dikabulkan oleh Allah. Terkadang sekedar harapan lepas pun Allah kabulkan. Satu hal lagi Ya Rabb.. Engkau mengabulkan do’aku dengan sesuatu yang lebih baik daripada yang aku  minta dan dari jalan yang tidak pernah kusangka sebelumnya. Ya Allah.. engkau memang lebih tau apa yang terbaik untukku. Dan Engkau juga lebih tau, kapan saat yang tepat untuk mengabulkan do’a-do’aku.